Kamis, 08 Juli 2021

Covid 19 dimata saya

Saya tidak pernah menyangka bahwa pada akhirnya Covid 19 menghampiri saya. Saya bukan golongan yang tidak percaya bahwa Covid 19 nyata. Tapi saya juga bukan tipe yang menjaga segala nya higienis. Saya menjalankan prokes standar, dengan memakai masker 2 lapis, rajin mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer dan menjaga jarak. Namun tidak menghindari kerumunan. Saat ini saya bekerja di salah satu bank swasta, menghindari kerumunan agak sulit bagi saya. Karena tiap hari saya pasti bertemu banyak orang dalam menjalankan tugas.

Beberapa hari lalu, saya merasa tenggorokan saya sakit, kepala saya sakit dan badan saya meriang. Beberapa kali mengecek suhu tubuh, dengan hasil tertinggi 36,8 derajat. Saya memutuskan untuk melakukan antigen, dan hasilnya positif. Saya sudah melanjutkan dengan tes PCR, dan masih menunggu hasilnya dalam 2 hari, karena saat ini tes PCR sedang membludak.

Sambil menunggu saya masih melakukan isolasi mandiri dan mengkonsumsi obat Covid, meski saya belum tahu pasti apakah saya positif Covid atau tidak. Obat yang saya konsumsi saat ini: 

1. Oseltamivir sebagai antivirus 2x1

2. Azithromycin sebagai antibiotik 1x1 diminum malam hari

3. Becomb C 1x1

Saat ini sakit tenggorokan saya sudah mereda, hanya terasa seperti banyak lendir di tenggorokan.

Saya berharap hasil PCR saya negatif, karena saya memiliki putri yang masih berusia 3 tahun. Semua pasti setuju bahwa kehadiran ibu sangat berarti di usia anak saya. Sehari-hari saya sudah sibuk bekerja eight to five, waktu yang saya sediakan cuma di malam hari dan weekend. Dengan adanya Covid 19 ini, justru membuat saya tidak bisa ada untuk putri saya selama setidaknya 21 hari.

Saya berharap para pembaca dimana pun berada saat ini selalu dilindungi Tuhan YME dan senantiasa dianugerahi kesehatan. Baik percaya atau tidak dengan adanya Covid19, tidak ada salahnya sedikit peduli pada orang-orang yang lemah (anak-anak, orangtua dan orang-orang dengan penyakit bawaan). Jika kalian mengalami salah satu gejala saja, Mohon periksakan diri anda dan lakukan isolasi mandiri. Jangan merasa anda baik-baik saja, dan berkeliaran. Hal tersebut adalah hal yang tidak bertanggung jawab dan tidak berperikemanusiaan. Bagi saya, Covid menjauhkan saya dari keluarga saya, terlebih dari putri kecil saya. Covid membuat saya kehilangan waktu 21 hari bersamanya. Buat anda mungkin Covid 19 hanya menyebabkan flu/batuk/demam ringan. Tidak demikian dengan orang lain, yang bisa sampai menjemput ajalnya. 

 

Minggu, 03 Januari 2021

Bedakan Keinginan dan Kebutuhan Mu

Menulis artikel mengenai membedakan keinginan dan kebutuhan ini mudah tapi tidak mudah. Karena pada dasarnya setiap manusia pasti bisa membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan. Tanpa perlu saya jelaskan dimana letak perbedaannya. Tapi tetap saja dalam praktek kehidupan sehari-hari, kita lebih sering meletakan keinginan lebih dulu daripada kebutuhan.
 
Hal ini pun berlaku sama saya pribadi ya. =D
 
Ketika jalan-jalan ke Mall, melihat tas tote bag lucu. Langsung pingin dan kalau pas dana nya ada pasti langsung dibeli. Padahal selain tas di rumah sudah banyak, masih ada kebutuhan lain yang lebih penting tapi malah bisa saya lupakan.
Setelah itu saya merasa sedikit bersalah dan menyesal tapi cepat-cepat cari pembenaran diri. Ha.. ha.. ha…
Sangat manusiawi sekali.
 
Pada saat saya mulai belajar sebagai Financial Planner, hal mendasar yang sangat melekat di pikirian saya adalah mengenai cara membedakan “Keinginan dan Kebutuhan Finansial”. Ketika kita berencana untuk memperbaiki keuangan atau mengatur keuangan kita, hal pertama yang harus bisa kita Kelola adalah perasaan dan sudut pandang kita terhadap kebutuhan dan keinginan ini.
 
Dalam artikel ini, saya tidak bermaksud menilai atau menghakimi ketidakmampuan diri kita dalam membedakan keinginan dan kebutuhan. Menurut saya pribadi bahwa perilaku tersebut tidak bisa ditetapkan batas benar dan salahnya. Karena Kebutuhan juga bisa muncul dari keinginan.
 
Tujuan finansial hadir atas dasar kebutuhan dan keinginan kita, yang dalam proses pemenuhannya memerlukan uang. Berdasarkan arti katanya kebutuhan adalah sesuatu yang mendasar dan pasti harus kita penuhi, sedangkan keinginan merupakan bagian dari kebutuhan kita yang mana proses pemenuhannya bisa di tunda atau dibatalkan. Jadi dalam hal ini kita harus belajar bagaimana memprioritaskan kumpulan kebutuhan dan keinginan.
 
Bagaimana cara memprioritaskan kebutuhan dan keinginan kita?
 
Beberapa dari kalian pasti sudah pernah melakukannya, Cukup dengan membuat buku catatan yang berisi semua hal-hal yang menjadi keinginan dan kebutuhan. Kenapa harus di catat? Supaya kamu tetap ingat pada prioritas mu. Dengan catatan ini, kamu bisa melihat dan mengontrol diri ketika tiba-tiba muncul keinginan tapi ternyata ada kebutuhan yang belum dipenuhi.
Catatan juga memudahkanmu dalam mensortir mana yang kebutuhan dan keinginan. Please pastikan Needs come first.
 
Selain itu ada tips kecil ni, pas jalan-jalan ke Mall, lihat yang lucu-lucu. Bilang sama diri sendiri “ini keinginan atau kebutuhan?”, atau pikirin “ sepertinya saya sudah punya barang sejenis dengan fungsi yang serupa”. Dengan demikian bisa bantu menghindarkan mu dari mengumpulkan barang-barang yang tidak diperlukan.
 
Kalau kamu sudah bisa memprioritaskan kebutuhan dan keinginan kamu, kamu bisa membuat tujuan keuangan dengan lebih mudah. Tidak semua hal kamu masukan dalam tujuan keuangan dalam proses Financial Planning. Pastikan bahwa yang masuk dalam tujuan keuanganmu itu adalah sesuatu yang benar-benar bermanfaat buat dirimu dan masa depan mu. Contohnya adalah investasi. Belajar lah mulai saat ini untuk menjadikan investasi sebagai suatu kebutuhan. Karena investasi bisa bantu wujudin keinginan-keinginan kecil mu loh. 
 
*Happy Sharing
 

MARI MENJADI FINANCIAL PLANNER UNTUK DIRI SENDIRI

Belakangan literasi mengenai keuangan banyak bermunculan di indonesia. Berbagai artikel keuangan, financial content dan platform financial membahas bagaimana pentingnya financial planning. Sebenarnya dalam kehidupan kita sehari-hari kita sudah menerapkan apa yang namanya financial planning. Kita mencatat pengeluaran dan pemasukan kita per bulan dan melakukan budgeting/menganggarkan gaji kita untuk pos-pos tertentu sudah merupakan bentuk financial planning yang paling sederhana. Namun seiring dengan meningkatnya kebutuhan dan gaya hidup membuat kita harus bisa lebih cermat lagi dalam merencanakan keuangan kita.

Perencanaan keuangan menjadi komprehensif, saat kita memiliki banyak tujuan keuangan. Tujuan keuangan harus kita bedakan menjadi 3 tahap, yaitu:

  • Tujuan keuangan jangka pendek (diwujudkan dalam kurun waktu 1 tahun)
  • Tujuan keuangan jangka menengah (diwujudkan dalam kurun waktu 1 tahun-5 tahun)
  • Tujuan keuangan jangka Panjang (diwujudkan dalam kurun waktu lebih dari 5 tahun)

Untuk menetapkan tujuan keuangan ini, pertama kita harus memisahkan antara kebutuhan atau keinginan. Setelah memisahkannya, maka sebisa mungkin kita memprioritaskan kebutuhan finansial untuk dimasukan sebagai tujuan keuangan. Baru setelahnya kita bisa memasukan keinginan kita. Selain prioritas kita harus mempertimbangkan tujuan keuangan yang realistis (menyesuaikan dengan pemasukan atau apakah jangka waktu yang kita tetapkan sudah sesuai) 

Setelah menetapkan tujuan keuangan, Langkah selanjutnya adalah Know yourself atau ketahui kondisi keuangan mu sendiri. Bukan hanya mengetahui berapa uangmu yang masuk dan berapa kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan. Tapi ini dia Langkah-langkah nya:

  1. Rincikan semua pemasukan mu dan juga pengeluaran mu dalam 1 bulan, ini yang disebut Cash Flow. Lihat apakah terdapat surplus atau defisit.
  2. Rincikan semua harta yang kamu miliki dan hutang yang kamu miliki, ini yang disebut Neraca. Dari neraca ini juga kamu bisa mengetahui Net Worth (istilah keren dari Kekayaan bersih mu)
  3. Rincikan asset riil dan asset financial mu, apa saja kekayaan/harta yang sudah kamu miliki yang berupa benda atau surat berharga.
  4. Menghitung Rasio Keuangan, ini penting untuk cek Kesehatan finansial mu ya. Apakah kondisi keuangan mu sudah memenuhi minimum standar acuan nya.

 

Setelah data-data keuangan mu terkumpul dalam bentuk tujuan keuangan, cash flow, neraca, laporan asset dan rasio keuangan, maka kamu sudah bisa melakukan Analisa keuangan. Analisa keuangan ini seperti bongkar pasang puzzle. Tapi Kamu bisa mengikuti Langkah-langkah berikut untuk bongkar pasang puzzle keuangan mu:

  1. Buat table atau time line yang minimal memuat tahun (disusun berdasarkan waktu/tahun tujuan keuangan), tujuan keuangan, cara mencapai tujuan tersebut.
  2. Kolom cara mencapai tujuannya masih kosong ya? Nah kalau kamu belum tau bagaimana cara mencapainya, inilah yang mengharuskan mu meneliti neraca-cashflow mu. 
  3. Bila dari laporan cash flow mu hasilnya surplus/positif atau lebih, bisa dianggarkan untuk mencapai tujuan keuangan. Tapi kalau defisit/minus, boro-boro mau mencapai tujuan keuangan,  sebaliknya malah jadi pusing melihat laporan cash flownya dan jadi kepikiran gimana cara menutupi kurangnya.
  4. Kalau cash flow mu defisit, terlalu muluk dan tidak realistis rasanya untuk mencapai tujuan keuangan mu yang lain. Maka tujuan keuangan pertama mu harus membuatnya jadi positif dengan membedah pengeluaran lebih dulu. Kembali ke saran awal untuk membedakan kebutuhan dan keinginan finansial. Pos pengeluaran apa saja yang kira-kira sebenarnya bisa di efisienkan, dan tanpa pengeluaran itu pun sebenarnya kamu akan baik-baik saja. Saya yakin pasti ada. Dan pasti cash flow mu bisa berubah positif.
  5. Kalau cash flow sudah positif, sudah efisien. Tapi dana yang diperlukan untuk tujuan keuangan masih kurang, ada banyak solusi yang bisa kamu cari, contohnya cari alternatif lain dari tujuan keuangan tersebut, atau memperpanjang jangka waktu untuk mencapainya atau mencari tambahan pemasukan.
  6. Last but Not Least, yang sulit itu bukan Merencanakan Keuangannya, tapi disiplin menerapkannya.

 

Selamat mencoba yaa.. =D

 

*Happy Sharing